Setelah makan siang dan beribadah, kami melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Mayangan di kota Probolinggo. Perjalanan kami kesana memakan waktu sekitar 1 jam. Pelabuhan Mayangan letaknya bersebelahan dengan BJBR jadi rencananya setelah dari Gili Ketapang kita akan mampir ke BJBR. Oke lanjut, setelah sampai di pelabuhan Mayangan, karena kami semua tidak ada yang pernah menyebrang ke Gili Ketapang, maka kami pun berhenti di pelabuhan tanya sana tanya sini. Setelah itu kami di tawari salah satu penduduk di sana untuk menyewa perahunya. Beliau memberi harga 300rb untuk pulang pergi dari pelabuhan ke Gili Ketapang. Karena sebelumnya saya rajin googling mengenai Gili Ketapang, maka kami pun menawar harga tersebut karena masih terlalu tinggi. Pada proses tawar menawar tersebut, mungkin karena sudah kelelahan dan cuaca panas, maka sebagian dari tim tidak ingin melanjutkan perjalanan ke Gili Ketapang. Sempat berbeda pendapat dan saling berargument beberapa saat. Namun, setelah itu keadaan sudah membaik. Kami pun jadi menyebrang ke Gili Ketapang,, yeeeyy,,, BERANGKAT!!!!!!
Gili Ketapang merupakan salah satu pulau yang masih masuk dalam wilayah kabupaten Probolinggo. Mayoritas masyarakat disana adalah penduduk Madura. Perjalanan kami naik perahu dari pelabuhan ke Gili Ketapang memakan waktu sekitar 45 menit. Di tengah laut kita bisa menikmati pemandangan segarnya deburan ombak yang sesekali datang menyerbu. Saat akan sampai di Gili Ketapang,, wow,, pemandangan pantai yang di suguhkan lumayan indah guys,,,. Pantainya biru bening, keliatan seger nih buat berendam. Namun, sayang sekali di sepanjang pesisir pantai begitu banyak sampah yang berserakan sehingga terkesan pulau ini tidak terurus dengan baik. Selain itu banyak bau kotoran kambing di sekitarnya yang membuat kami sedikit kurang nyaman di sana.
|
Pemandangan diatas perahu |
|
Hampir sampai Gili island |
|
Perahu yang bersandar |
|
Yeayy,, sampai di Gili Ketapang |
Setelah turun dari perahu sebagian dari kami langsung mencari kamar mandi untuk bersih-bersih. Sebagian lagi bermain air di pantai. Kami sampai di sana pukul 15.00 sore, jadi matahari sudah tidak terlalu panas. Waktu kami hanya 1 jam guys di sana karena jam 16.00 sudah harus balik mengingat hari sudah sore dan penyebrangan pun akan tutup. Jadi waktu yang sempit itu saat manfaat untuk bersenang-senang sepuasnya di sana. Menurut cerita, di pulau ini terdapat sisi pulau yang lebih sepi dan bersih di sebelah timur pulau. Namun kata nelayan yang mengantar kami, sisi timur pulau masih jauh, jadi kami tidak bisa ke arah sana. Jadi kami hanya menikmati keindahan pantai di sebelah perahu-perahu yang bersandar.
|
Pak Nur & Idrsi berendam.... |
Tampaknya wisata di sini belum terlalu dikenal masyarakat luas, sehingga masih sepi, masih alami, namun tidak terurus dengan baik. Penduduk di sekitar sini rata-rata berbahasa madura, hanya beberapa orang saja yang bisa berbahasa Indonesia. Termasuk ibu-ibu yang ikut perahu kami menyebrang ke Gili Ketapang. Saat kami ingin mencari kamar mandi, beliau menawari untuk mengantar kami ke sana. Namun karena menggunakan bahasa madura kami pun tidak mengerti maksudnya. Si ibu berbicara sambil memberi isyarat agar kami mengerti maksud ajakannya. xixixi,, Jadi berasa ada di pulau asing mengobrol dengan bahasa isyarat masing-masing.
|
Pemandangan pesisir pantai |
Pulau ini terkenal dengan sebutan pulau kambing. Kenapa pulau kambing? karena rupanya hampir di setiap rumah penduduknya memelihara kambing. Saat kami menyusuri desa di Gili Ketapang tersebut, kami benar-benar berbaur dengan kambing seolah kambing dan manusianya memang sudah biasa hidup rukun di sana. haha.... Masyarakat di sana sangat ramah sekali guys, bukan cuma ramah tapi baik hati juga loh. Karena di sana tidak disediakan fasilitas kamar mandi dan sebagainya maka kami pun mandi di salah satu rumah penduduk di sana. Selain menumpang mandi, beliau juga memberikan suguhan gratis jajan lebaran dan teh hangat untuk kita nikmati.
Setelah selesai bersih-bersih diri kami pun berpamitan dan berterimakasih pada pemilik rumah sudah memberikan kami tumpangan dan berbaik hati pada kami. Sebelum pulang tak lupa kami mengabadikan moment tekhir perjalanan di sana sambil menikmati sunset di pulau Gili Ketapang.
|
Menikmati Senja |
|
Laut kala senja |
|
sepi pengunjung |
Cuaca sore itu yang sebelumnya cerah berganti mendung, tanda akan turun hujan. Untungnya saat kami sampai kembali di pelabuhan hujan belum turun sehingga kami bisa melanjutkan perjalanan kami ke BJBR. Cuma 5 menitan dari pelabuhan mayangan ke BJBR guys, cukup deket kan?? Nah, saat kami ingin membayar tiket, beberapa dari kami keberatan dengan harga tiketnya. Ditambah pak supir yang keliatan berwajah lelah dan agak merengut membuat kurang nyaman sehingga kami putuskan untuk tidak jadi masuk ke BJBR. Jadi kami hanya muter sekeliling tempat parkir kemudian keluar dan bablas pulang ke Sidoarjo.
Nah,,, bergitulah perjalanan sehari kami di kota Probolinggo yang penuh canda, tawa, marah, sebel, capek, seneng,sedih, cemberut dan lain-lain. Banyak rasa lah pokoknya jalan bareng The Xopla 08. Tapi yang jelas kerukunan dan persahabatan kami tetep asyik selalu. Untuk penduduk Probolinggo baik yang di Ranu Segaran maupun di Gili Ketapang semuanya baik hati dan ramah. Salut deh sama keramahan kalian pada pendatang. Dan untuk Kota Probolinggo,, wisata alamnya oke punya semua,,, Siip pokoknya!! Kapan-kapan mesti balik ke kota ini nih, nyobain sensasi wisata lainnya.
Oke guys,, sekian dulu perjalanan kami di Kota Probolinggo ini. Terimakasih sudah mampir membaca dan selamat berakhir pekan.. ^_^